BahasaMakassar. Bahasa Makassar terdapat di Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Maros, Pangkajene Kepulauan, Kepulauan Selayar, dan Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Bahasa Makassar terdiri atas empat dialek, yaitu (1) dialek Lakiung yang dituturkan di Desa Barana, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto; Kelurahan terletakdi Desa Kadingeh, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara astronomis, lokasi pengambilan sampel batubara terletak pada posisi 04 o 36'164" Lintang UntukProvinsi Sulsel, empat desa wisata yang lolos dalam 50 besar yaitu, Desa Wisata Barania di Kabupaten Sinjai, Desa Wisata Matano Iniaku di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Desa Wisata Campaga di Kabupaten Bantaeng dan Desa Wisata Kambo di Kota Palopo. SulawesiSelatan menang terkenal memiliki sejumlah tempat wisata alam yang sangat menakjubkan. Nggak cuma itu, lo juga bisa menikmati wisata budaya lewat desa adat yang sangat memikat, bro. Penasaran kan, dimana saja destinasi wisata desa adat yang sangat memikat di Sulawesi Selatan? Berikut ulasan selengkapnya! Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. » Provinsi Sulawesi Selatan» Dasar Hukum . Perpu No. 47 Tahun 1960 Tgl. 13-12-1960. Undang-Undang RI No. 12 Tahun 1946, Tgl. 08-07-1946. Peraturan Pemerintah RI No. 2 Tahun 1946, Tgl. 18-04-1946. Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 1945, Tgl. 10-10-1945. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1945, Tgl. 23-11-1945.» Range Alokasi Kode POS 901 xx - 912 xx & 916 xx - 929 xx » Range Realita Kode POS 90111 ― 91273 dan 91611 ― 92985 » Luas Wilayah km² BPS 2022 » Jumlah Penduduk KP 2022 » Ibukota Kota Makassar » Jumlah Kota + Kabupaten 24 » Jumlah Kota 3 Kabupaten 21» Jumlah Kecamatan / Distrik 313 » Jumlah Desa + Kelurahan Ket Desa = Kampung = Pekon» Pulau yang sudah punya nama 370 » Kode Wilayah Administrasi 73 » Dasar Hukum Pembentukan masing2 Kota dan Kabupaten » Jumlah penduduk, luas wilayah, dsb ➜ di masing2 Kota / Kabupaten » Program Perkuliahan Jarak Jauh Online di Provinsi Sulawesi Selatan» Jaringan Situs Program Kuliah Karyawan di Provinsi Sulawesi Selatan - Desa Wisata Campaga di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, memiliki beragam tempat wisata berbasis alam. Salah satunya Hutan Lindung Campaga yang luasnya kira-kira 23 hektar. “Selamat kepada Desa Wisata Campaga yang telah masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik ADWI 2022," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Menparekaf Sandiaga Uno, lewat keterangan resmi yang terima, Rabu 7/9/2022.Baca juga 50 Desa Wisata Terbaik dari Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022 Bugis, Suku Terbesar di Sulawesi Selatan "Daya tariknya sudah kita lihat, ekonomi kreatifnya di sini sudah bergerak, tinggal wisata alamnya ditambah agar memiliki unggulan,” imbuhnya. Hutan Lindung Campaga, lokasi mata air sakral dan pohon beringin tertua Dok. Jadesta Hutan Lindung Campaga, salah satu daya tarik Desa Wisata Campaga di Sulawesi Selatan. Desa ini masih peringkat 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia ADWI 2022. Dilansir dari laman Hutan Lindung Campaga merupakan salah satu hutan yang dilindungi di Kabupaten Bantaeng. Hutan ini juga dinilai masih lestari dan belum terjamah masyarakat. Di hutan ini, terdapat Situs Babangtanggaya batu keramat, pohon Erasa Lego-lego yang merupakan pohon beringin tertua di area tersebut, dan Mata Air Tombolo yang disakralkan. Baca juga 6 Aktivitas Wisata di Pantai Labombo, Palopo, Sulawesi Selatan Pantai Labombo, Wisata Air di Kota Palopo, Sulawesi Selatan Tidak jauh dari hutan lindung ini ada tempat wisata untuk keluarga. Namanya Kolam Pemandian Erbol dan Ertob. “Fasilitas wahana di pemandian Ertob ini belum terlalu banyak, tapi cukup membuat nyaman wisatawan yang datang,” ujar Menparekraf. Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi Kolam Pemandian Erbol di Desa Wisata Campaga, Sulawesi Selatan. Desa Wisata ini masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia ADWI 2022. Selain itu, Desa Wisata Campaga memiliki tempat wisata baru berbasis alam yaitu Air Terjun Simoko yang dianggap masih tersembunyi. Wisatawan bisa melihat pemandangan air terjun setinggi 30 meter ini, sembari menikmati suasana rimbunnya pepohonan di sekitarnya. Baca juga Istana Datu Luwu Museum Sejarah Luwu di Palopo, Sulawesi Selatan Menurut Menparekraf, desa wisata ini memiliki beragam potensi daya tarik alam yang harus dikelola dengan baik agar bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya guna menopang kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja. Di sela-sela kunjungannya ke desa wisata tersebut, ia juga menyicipi kopi dan dodol khas desa ini. Untuk diketahui, jarak ke Hutan Lindung Campaga dari Bandara Sultan Hasanuddin adalah 144-153 kilometer km dengan durasi berkendara kira-kira 3-4 jam. Baca juga Rencana Rute Penerbangan Baru Sulawesi Selatan-Sulawesi Tenggara Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Berikut adalah daftar kecamatan dan kelurahan di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari 21 kabupaten, 3 kota madya, 307 kecamatan, 792 kelurahan dan desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai jiwa dengan total luas wilayah km².[1][2] No. Kode Kemendagri Kabupaten/Kota Luas Wilayah km2 Penduduk jiwa 2017 KecamatanKelurahanDesa 1 Kab. Bantaeng 395,83 8 21 46 2 Kab. Barru 7 15 40 3 Kab. Bone 27 44 328 4 Kab. Bulukumba 10 27 109 5 Kab. Enrekang 12 17 112 6 Kab. Gowa 18 46 121 7 Kab. Jeneponto 706,52 11 31 82 8 Kab. Kepulauan Selayar 11 7 81 9 Kab. Luwu 22 20 207 10 Kab. Luwu Timur 11 3 124 11 Kab. Luwu Utara 12 7 166 12 Kab. Maros 14 23 80 13 Kab. Pangkajene dan Kepulauan 13 38 65 14 Kab. Pinrang 12 39 69 15 Kab. Sidenreng Rappang 11 38 68 16 Kab. Sinjai 798,96 9 13 67 17 Kab. Soppeng 8 21 49 18 Kab. Takalar 566,61 9 24 76 19 Kab. Tana Toraja 19 47 112 20 Kab. Toraja Utara 21 40 111 21 Kab. Wajo 14 48 142 22 Kota Makassar 199,26 15 153 - 23 Kota Palopo 252,99 9 48 - 24 Kota Parepare 99,33 4 22 - TOTAL 307 792 2255 Peta Lokasi Provinsi Sulawesi Selatan di Indonesia Danau Matano, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Foto instagram/exploreluwutimur Makassar, IDN Times - Empat desa wisata di Sulawesi Selatan masuk daftar 50 besar pada Anugerah Desa Wisata Indonesia ADWI 2022 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi desa wisata tersebut, masing-masing Desa Wisata Barania di Kabupaten Sinjai, Desa Wisata Matano Iniaku di Kabupaten Luwu Timur, Desa Wisata Campaga di Kabupaten Bantaeng, dan Desa Wisata Kambo di Kota 2022 diikuti desa wisata yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Daftar 50 besar diputuskan lewat serangkaian kurasi tim apa empat desa wisata di Sulsel yang masuk daftar 50 besar? Yuk simak uraian singkatnya, dikutip dari laman Jaringan Desa Wisata Jadesta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berikut ini! Baca Juga Empat Desa Wisata Sulsel Masuk Daftar 50 Besar Nasional 1. Desa Barania, SinjaiAir Terjun Barania Desa Barania terletak sekitar delapan kilometer dari pusat pemerintahan Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai. Dari Makassar, jaraknya sekitar 198 menawarkan paket live in atau hidup dan tinggal bersama warga setempat. Mereka yang memilih piknik dengan cara ini akan merasakan pengalaman hidup dalam suasana pedesaan sebagai salah satu tren piknik masa pengalaman hidup berarti wisatawan akan menikmati kebiasaan hidup warga, kenikmatan kuliner desa, budaya desa belajar seni budaya hingga menikmati panorama dan wisata alam yang terdiri dari kampoeng galung, air terjun barania, taman agrowisata pattiroang dan camping di katinroang bissua camp .Tamu wisatawan tinggal di rumah warga. Kalau yang punya rumah hidup membuat gula aren, tamu juga ikut bikin gula aren. Kalau mencari rumput, ikut cari rumput. Kalau Bertani, ikut bertani. Sebagian rumah warga pun menjadi homestay yang bisa ditempati tamu selama berada di Desa Matano Iniaku, Luwu Desa Matano adalah desa yang terletak di Kecamatan Nuha, dengan waktu tempuh +60 menit perjalanan darat dari ibukota Kabupaten Luwu Timur, ditambah 60 menit perjalanan air menyeberangi Danau Matano dengan menggunakan perahu. Penduduknya sebanyak jiwa, mayoritas berprofesi sebagai petani, dan dalam keseharian masih menggunakan bahasa yang terdiri atas empat dusun ini Matano, Landangi, Kayu Tanduk, dan Bone Pute, sangat potensial untuk dikembangkan dan dapat menunjang Kabupaten Luwu Timur dari sektor pariwisata. Karena memiliki bentang alam yang khas, keunikan budaya, peninggalan arkeologi sebagai bukti sejarah bahwa Matano bukan hanya mengembangkan tradisi akan tetapi juga telah menciptakan peradaban pandai besi sejak yang tidak kalah luar biasanya adalah karena desa ini berada di tepian Danau Matano, danau tektonik purba terdalam di Asia Tenggara + 600m dan terdalam ke 8 di bawah nahkoda Jumahir sebagai kepala desa, Kampung Pandai Besi yang memiliki banyak objek wisata menarik ini, kini tengah mempersiapkan dirinya sebagai geowisata di Indonesia, khususnya wisata minat Desa Campaga, BantaengKampung wisata Campaga adalah salah satu kampung yang terletak di Kelurahan Campaga, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng. Kampung wisata ini terletak sekitar 15 km dari area perkotaan, dan bisa di tempuh menggunakan kendaraan transportasi darat sekitar 20 menit dari pusat ini memiliki daya tarik dan banyak dikunjungi oleh orang-orang luar. Kampung wisata ini memiliki beberapa destinasi alam yang banyak menarik pengunjung seperti kawasan Hutan lindung, Air terjun, Wisata buatan kolam renang dan beberapa destinasi Desa Kambo, PalopoDesa wisata Kambo di Kota Palopo, Sulsel. Dok. Jadesta KemenparekrafKambo adalah titik paling indah untuk memandang Kota Palopo. Di tempat ini, Kota Palopo mendapat dua perspektif sekaligus. Jika memandang secara “outward”, kita akan menemukan Palopo sebagai sebuah lanskap kota dengan kawasan terbangun yang intens, dinamis dan bercirikan urban. Namun, jika memandang secara “inward”, kita akan menemukan Palopo sebagai sebuah lanskap kampung di atas bukit yang masih permai, adem, dan bercirikan yang menjadikan Kambo berbeda. Kambo dianugerahi banyak spot yang indah. Sebagai kampung, ia adalah habitat atau tempat hidup bagi jiwa warga Kambo. Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan hutan lindung, buah-buahan dan produk hutan non kayu lainnya menjadi andalan. Sebagai destinasi wisata, angka kunjungan wisata ke Kambo semakin Kambo, hari-hari warga masih disibukkan dengan aktifitas pertanian, menanam cengkeh, memanen lengkuas, merawat kebun durian, dan menyusur hutan mencari lebah. Meski begitu, dibandingkan dengan budaya bertaninya, Kambo lebih dikenal masyarakat sebagai tempat untuk wisata kuliner di ketinggian dengan latar depan Kota Palopo; tempat camping paling nyaman dan dekat dari pusat kota; serta wahana outbound dan wisata keluarga paling menarik di dataran tinggi Palopo. Baca Juga Lovely December Kembali Masuk Kalender Pariwisata Sulsel

desa di sulawesi selatan